Rabu, 18 Mei 2016

Peninggalan Sejarah

Prasasti

                                           Gambar 1. Prasasti Batu Andesit


Perjalanan manusia dalam menempuh kehidupan seperti sekarang ini melalui waktu yang lama. Sejak ribuan tahun yang lalu ketika manusia masih primitif. Kebudayaan manusia selalu berkembang. Sejarah perkembangan budaya manusia meninggalkan beberapa benda yang disebut peninggalan sejarah.
Benda-benda peninggalan sejarah mempunyai arti yang penting. Benda-benda tersebut mempunyai cerita sejarah. Dengan melihat benda-benda peninggalan sejarah masa lalu, kita dapat memperkirakan perkembangan peradaban masyarakat yang bersangkutan.
Benda-benda peninggalan sejarah dapat berupa bangunan, karya sastra, prasasti, batu nisan, fosil, atau alat-alat yang digunakan orang zaman dahulu.
     Ada beberapa bentuk peninggalan sejarah yang salah satunya adalah Prasasti. Prasasti berbentuk batu tertulis. Dengan adanya prasasti, diketahui bahwa pada masa itu, manusia di Indonesia sudah mengenal aksara atau tulisan.
      Dalam prasasti yang terdapat pada gambar diatas salah satu dari sekian banyak prasasti yang terdapat di indonesia yaitu prasasti yang terdapat di daerah tempat tinggal saya tepatnya di Situs Astana Gede Kawali yang letaknya di Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
  Dari prasasti Kawali berupa batu andesit, berbentuk segi lima tidak beraturan.  Pada bagian atas prasasti terdapat tulisan dan bagian bawah terdapat dua sepasang telapak kaki serta satu telapak tangan (kiri). Selain itu, terdapat garis-garis yang melintang sebanyak Sembilan buah dan garis membuju lima buah berpotongan membentuk 45 buah segi empat yang berbeda-beda ukurannya. Di bagian kiri kotak-kotak ini terdapat tulisan singkat berbunyi angana atau mungkin seharusnya ajnana. Ada berbagai penafsiran tentang prasasti ini. Ada yang mengartikan kata "ajnana" itu "sendiri, ada juga yang mengartikan "datang" atau "menghampiri". Mungkin maksudnya mengharapkan kedatangan yang dipuja (raja yang berkuasa). Ada yang menafsirkan kotak-kota ini sebagai kolenjer (kalender  tradisional) untuk menghitung hari baik dan hari buruk.
By Amida Laelia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar